Senin, 08 Desember 2014

Makalah


PEMILIHAN BAHASA DIPASAR SIANTAN

PENELITIAN MINI

OLEH:

YULIANTINI ESTER
(511300131)


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami hantarkan ke khadirat Allah swt atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul”Pemilihan Bahasa Dipasar Siantan”guna memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Sosiolinguistik.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusunan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.















Pontianak,23 November 2014

                                                                                                                  Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.      Fokus Penelitian
a.      Rumusan Masalah
b.      Tujuan Penelitian
c.       Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
A.      Pemilihan Bahasa
B.      Faktor Penanda Pilihan Bahasa
C.      Kompetensi Komunikatif dalam Pemilihan Bahasa
D.     Strategi Pilihan Bahasa
E.      Tiga Pendekatan Kajian Pemilihan Bahasa
BAB III HASIL PENELITIAN
A.      Waktu
B.      Tempat
C.      Tanggal
D.     Topik
BAB IV PENUTUP
A.      Kesimpulan
B.      Saran
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang

    Pemilihan bahasa dapat dikaji berdasarkan perspektif penggunaan bahasa dan penentuan bahasa. Masalah pemilihan bhasa biasanya terjadi di masyrakat bahasa,baik yang berdwibahasa maupun yang berganda bahasa (multilingual). Kontribusi pemilihan bahasa sebagai langkah penentuan bahasa merujuk ke arah penentuan garis haluan kebahasaan (kebijaksanaan bahasa) yang tercermin lewat perencanaan bahasa.
     Dalam masyrakat multibahasa tersedia berbagai kode,baik
Berupa bahasa,dialek,variasi,dan gaya untuk digunakan dalam interaksi sosial. Untuk istilah terakhir,kartomihardjo (1988) lebih suka mempergunakan istilah ragam sebagai padanan dari style. Dengan tersedianya kode-kode itu,anggota masyarakat akan memilih kode yang tersedia sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinnya. Dalam interaksi sehari-hari,anggota masyarkat secara konstan mengubah variasi penggunaan bahasa.



















B.      Fokus Penelitian

   Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan saat ini,fokus penelitian penulis mengenai pemilihan bahasa yang ada dimasyarakat Pasar Siantan. Di mana masyarakat siantan mempunyai berbagai macam jenis bahasa.

a.      Rumusan Masalah

1.      Apa yang mempengaruhi bahasa dimasyarakat siantan?
2.      Bahasa apa saja yang digunakan dipasar siantaan dalam keseharianya?

b.      Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui lebih dalam tentang bahasa?
2.      Mengapa berbahasa sangat penting dimasyarakat?

c.       Manfaat Penelitian

1.      Apa saja manfaat dalam berbahasa?
2.      Manfaat berbahasa mempunyai berbagai macam bahasa dan sebutkan?











BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian pilihan Bahasa
    Pemilihan bahasa menurut fasold (1984:180) tidak seserderhana yang kita bayangkan,yakni memilih sebuah bahasa secara keseluruhan (whole language) dalam suatu peristiwa komunikasi. Kita membayangkan seseorang yang menguasai dua bahasa atau lebih harus memilih bahasa mana yang akan ia gunakan. Misalnya,seseorang yang menguasai bahasa jawa dan bahasa indonesia harus memilih salah satu di antara kedua bahasa itu ketika berbicara kepada orang lain dalam peristiwa komunikasi.
    Dalam pemilihan bahasa terdapat tiga kategori pilihan. Pertama,dengan memilih satu variasi dari bahasa yang sama (intra language variation). Apabila seorang penuturan bahasa jawa berbicara kepada orang lain dengan menggunakan bahasa Jawa kromo,misalnya,maka ia telah melakukan pilihan bahasa kategori pertama ini. Kedua,dengan melakukan alih kode(code switching),artinya menggunakan satu bahasa padaa keperluan menggunakan bahasa yang lain pada keperluan lain dalam satu peristiwa komunikasi. Ketiga,dengan melakukan campur kode(code mixing) artinya menggunakan satu bahasa dengan bercampuran serpihan-serpihan dari bahasa lain.












B.      Faktor penanda pilihan Bahasa
     Pilihan bahasa dalam interaksi sosial masyarakat dwibahasa/multibahasa disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan budaya. Evin-Tripp mengidenfikasikan empat faktor utama sebagai penda pilihan bahasa penuturan dalam interaksi sosial,yaitu (1) latar (waktu dan tempat) dan situasi; (2) partisipan dalam interaksi, (3) topik percakapan,dan (4) fungsi interaksi. Faktor pertama dapat berupa hal-hal seperti makan pagi di lingkungan keluarga,rapat di kelurahan,selamatan kelahiran disebuah keluarga,kuliah,dan tawar menawar barang di pasar.
     Faktor kedua mencangkup hal-hal seperti usia,jenis kelamin,pekerjaan,status sosial ekonomi,dan perannya dalam hubungan dengan mitra tutur. Hubungan dengan mitra tutur dapat berupa dengan hubungan akrab dan berjarak. Faktor ketiga dapat berupa topik tentang pekerjaan,keberhasilan anak,peristiwa-peristiwa aktual,dan topik harga barang di pasar. Faktor keempat berupa hal-hal seperti penawaran informasi,pemohonan,kebiasaan rutin (salam,meminta maaf,atau mengucapkan terimakasih).
     Sedana dengan Evin-Tripp,Grosjean (1982:136) berpendapat tentang faktor-faktor yang berpengaruhi dalam pilihan bahasa. Menurut Grosjean terdapat empat faktor yang mempengaruhi pilihan bahasa dalam interaksi sosial,yaitu (1) partisipan, (2) situasi, (3) isi wacana,dan (4) fungsi interaksi.
     Dari peran berbagai faktor diatas,yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak terdapat faktor tunggal yang dapat mempengaruhi pilihan bahasa seseorang. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah faktor-faktor itu memiliki kedudukan yang sama sangat pentingnya?. Kajian penelitian pemilihan bahasa yang pernah dilakukan terdahulu diketahui bahwa umumnya beberapa faktor menduduki kedudukan yang lebih penting dari pada faktor lain. Di Obserwart,Gal (1982) menemukan bukti bahwa karakteristik penuturan dan mitra tutur menduduki faktor yang penentu pilihan bahasa dalam masyarakat tersebut. Sedangkan faktor topik dan latar merupakan faktor yang kurang penting dari pada faktor partisipan.



C.      Kompetensi komunikatif dalam Pemilihan Bahasa
    Dalam masyarakat indonesia yang multibahasa,pemilihan bahasa merupakan masalah yang kompleks. Pada situasi kebahasaan seperti itu terdapat beberapa bahasa yang hidup berdampingan dalam dipakai dalam interaksi sosial. Setiap anggota masyarakat mau tidak mau harus memilih bahasa atau ragam bahasa untuk dipakai dalam interaksi tertentu. Pemilihan bahasa atau ragam bahasa itu tidak bersifat acak,melainkan harus mempertimbangkan berbagai faktor.
    Calena dan swain (1980) mengembangkan rumusan kompetensi komunikatif dari Hymes kedua pakar itu membagi nosi kompetensi komunikatif atas kompetensi linguistik,kompetensi sosiolinguistik,dan kompetensi wacana. Disamping itu,mereka melihat kompetensi komunikatif itu sebagai berdimensi dua,yaitu (1) pengetahuan,dan (2) keterampilan di dalam menggunakan bahasa dalam komunikasi. Pengetahuan di sini mengacu ke pada yang secara sadar atau tidak sadar diketahui penuturan tentang bahasa yang dipakai serta tentang aspek-aspek penggunaan bahasa. Keterampilan mengacu kebagaimana (baik atau tidak) ia mempraktikan pengetahuan itu di dalam suatu peristiwa tutur. Keterampilan ini mencakup apa yang secara tradisional disebut empat keterampilan,yaitu berbicara,mendengarkan,membaca,dan menulis (canale,1983).
















D.     Strategi pilihan Bahasa
    Istilah strategi di sini mengacu pada pengertian strategi komunikasi,yaitu kecermatan di dalam menentukan sesuatu yang patut dikerjakan demi kelancaran komunikasi. Kompetensi strategi juga merujuk ke kemampuan memilih strategi yang tepat di dalam suatu peristiwa tutur. Terutama ini berlaku jika sebuah ujuran atau tindakan tutur itu mempunyai potensi mengancam muka,baik muka pendengar maupun muka penuturan sendiri. Di dalam situasi sedemikan penuturan perlu memiliki kompetensi strategi dalam bernegosiasi dengan mitra tutur dalam memilih ujaran yang patut di dalam peristiwa komunikasi. Faktor utama dalam negosiasi itu adalah penggunaan ujaran yang patut antar partisipan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jarak sosial penuturan pendengaran,derajat kekuasaan yang dimiliki masing-masing dan norma penilaian masyarakat tutur atas penggunaan ujuran yang bersangkutan.
    Strategi pilihan bahasa dalam komunikasi sering dilakukan pula melalui penggunaan bentuk implikatur percakapan,terutama jika orang ingin menyampaikan maksud ujaran secara implikatur (terselubungi). Makna yang disampaikan tidak persis sama dengan makna ujaran iyu. Dalam pergaulan sehari-hari bentuk seperti itu banyak dipergunakan dengan atau tanpa sadar oleh para penutur. Soal pinjam-meminjam,hutang-piutang,dan permintaan pertolongan di antara teman akrab atau tetangga dekat sering dilakukan dengan strategi implikatur untuk menyelamatkan muka. Misalnya melalui tutur berikut yang dipergunakan oleh seseorang kepada temannya.
A.      Buku ini bagus. Masih dibaca?
B.      Wah punya kawan,besok harus saya kembalikan.
B menduga bahwa A pastilah akan meminjam buku itu. Oleh karena itu dia langsung menjawab bahwa buku itu milik temannya yang harus segera dikembalikan.








E.      Tiga Pendekatan Kajian Pemilihan Bahasa
    Penelitian terhadap pemilihan bahasa menurut Fasold (1984:183) dapat dilakukan berdasarkan tiga pendekatan,yaitu pendekatan sosiologi,pendekatan psikologi sosial,dan pendekatan antaropologi. Ketiga pendekatan itu dapat dijelaskan sebagai berikut.

1.      Pendekatan Sosiologi
Pendekatan sosiologi berkaitan dengan analisis ranaj (dominan). Pendektan ini pertama dikemukankan oleh Fishman (1964). Ranah menurut Fishman (1964) dipandang sebagai konstelasi faktor-faktor seperti lokasi,topik,dan partisipan.
2.      Pendekatan Psikologi sosial
Berbeda dengan pendekatan sosiologi,pendekatan psikologi sosial lebih tertarik pada proses psikologi manusia dari pada kategoori dalam masyarakat luas. Pendekatan ini lebih berorientasi pada individu,seperti motivasi individu,dari pada berorientasi pada masyarakat.
3.      Pendekatan Antropolgi
Dari pandangan antrapologi,pilihan bahasa bertemali dengan prilaku yang mengungkap nilai-nilai sosial budaya. Seperti juga psikologi sosial,antropologi tertarik dengan bagaimana seorang penutur berhubungan dengan struktur masyarakat.















BAB III
HASIL PENELITIAN

A.      Waktu     : 16:30 wib
B.      Tempat   : Pasar Siantan Kota Pontianak
C.      Tanggal   : 26/10/2014
D.     Topik       : Pembelian Sayur Mayur

Percakapan A dan B ketika membeli sayur mayur sebagai berikut :

A : Pak,ada cabe kah ?
B : Ada dek,mau beli berapa ?
A : Kalau 1 ons berapa pak ?
B : 1 ons 5 ribu dek,soalnya cabe sekarang sudah naik.
A : Owh,kalau begitu saya ambil harga 2 ribu jak pak.
B : Iya dek,yang lain ndak ada lagi kah ?
A: Jeruk nipis 2 ribu pak,dan pare
B : Iya dek.
A : Berapa semuanya pak ?
B : 7 ribu dek semuanya.
A : Owh aok pak,ini uangnya.
B : Makasih dek
A : Sama-sama pak.
(Tiba-tiba datanglah seorang ibu)
C : Pak,tempe ne berape pak ?
B : 5 ribu buk
C : Owh,saye ambil tempenya
B : Iye buk.
  Pembahasa dari hasil diatas sebagai berikut :
  Ternayata bahasa yang digunakan dipasar siantan sebenarnya bahasanya sudah benar,karena sudah sesuai dengan konteks. Karena disaat di pasar tidak harus mengunakan bahasa yang baik dan benar,masih banyak campuran bahasa yang digunakan.
   Contohnya bahasa melayu,disaat saya sedang meneliti ada seorang ibu yang sedang menanyakan harga sayur dengan sebutan berape,dimana seharusnya menggunakan berapa.
     Itu adalah salah satu contoh bahasa yang sering masyarakat siantan gunakan saat sedang dipasar,mereka sering menggunakan bahasa seharian mereka.





BAB IV
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
   Dalam pemilihan bahasa.kekeliruan dalam peristiwa pemilihan bahasa atau ragam bahasa yang cocok dengan situasi komunikasi itu tidak dapat dihindari,dan kekeliruan tersebut dapat berakibat kerugian bagi peserta komunikasi.
B.      SARAN
   Semoga dengan ada nya makalah ini,dapat memberikan acuhan yang positif kepada teman-teman untuk kedepan nya lagi.




DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin,2003. Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Mandar:Studi Kasus Masyarakat Mandar di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Tesis S2,Program pasca Serjana UGM.
Canale,M.dan M.Swain,1980.’’Theoretical bases of communicative approaches to second language teaching and learning’’Applied Linguistics 1.1.