PEMILIHAN
BAHASA DIPASAR SIANTAN
PENELITIAN MINI
OLEH:
YULIANTINI ESTER
(511300131)
FAKULTAS BAHASA DAN
SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK
INDONESIA
PONTIANAK
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami hantarkan ke khadirat Allah swt atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul”Pemilihan Bahasa Dipasar Siantan”guna
memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Sosiolinguistik.
Dalam
penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penyusunan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Pontianak,23 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Penelitian
a. Rumusan Masalah
b. Tujuan Penelitian
c. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemilihan Bahasa
B. Faktor Penanda Pilihan Bahasa
C. Kompetensi Komunikatif dalam
Pemilihan Bahasa
D. Strategi Pilihan Bahasa
E. Tiga Pendekatan Kajian Pemilihan
Bahasa
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Waktu
B. Tempat
C. Tanggal
D. Topik
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan bahasa dapat dikaji berdasarkan
perspektif penggunaan bahasa dan penentuan bahasa. Masalah pemilihan bhasa
biasanya terjadi di masyrakat bahasa,baik yang berdwibahasa maupun yang
berganda bahasa (multilingual). Kontribusi pemilihan bahasa sebagai langkah
penentuan bahasa merujuk ke arah penentuan garis haluan kebahasaan
(kebijaksanaan bahasa) yang tercermin lewat perencanaan bahasa.
Dalam masyrakat
multibahasa tersedia berbagai kode,baik
Berupa bahasa,dialek,variasi,dan gaya untuk digunakan dalam
interaksi sosial. Untuk istilah terakhir,kartomihardjo (1988) lebih suka
mempergunakan istilah ragam sebagai padanan dari style. Dengan tersedianya
kode-kode itu,anggota masyarakat akan memilih kode yang tersedia sesuai dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinnya. Dalam interaksi sehari-hari,anggota
masyarkat secara konstan mengubah variasi penggunaan bahasa.
B. Fokus Penelitian
Berkaitan dengan
penelitian yang penulis lakukan saat ini,fokus penelitian penulis mengenai
pemilihan bahasa yang ada dimasyarakat Pasar Siantan. Di mana masyarakat
siantan mempunyai berbagai macam jenis bahasa.
a. Rumusan Masalah
1. Apa yang mempengaruhi bahasa
dimasyarakat siantan?
2. Bahasa apa saja yang digunakan
dipasar siantaan dalam keseharianya?
b. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang
bahasa?
2. Mengapa berbahasa sangat penting
dimasyarakat?
c. Manfaat Penelitian
1. Apa saja manfaat dalam berbahasa?
2. Manfaat berbahasa mempunyai berbagai
macam bahasa dan sebutkan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pilihan Bahasa
Pemilihan bahasa
menurut fasold (1984:180) tidak seserderhana yang kita bayangkan,yakni memilih
sebuah bahasa secara keseluruhan (whole language) dalam suatu peristiwa
komunikasi. Kita membayangkan seseorang yang menguasai dua bahasa atau lebih
harus memilih bahasa mana yang akan ia gunakan. Misalnya,seseorang yang
menguasai bahasa jawa dan bahasa indonesia harus memilih salah satu di antara
kedua bahasa itu ketika berbicara kepada orang lain dalam peristiwa komunikasi.
Dalam pemilihan
bahasa terdapat tiga kategori pilihan. Pertama,dengan memilih satu variasi dari
bahasa yang sama (intra language variation). Apabila seorang penuturan bahasa
jawa berbicara kepada orang lain dengan menggunakan bahasa Jawa kromo,misalnya,maka
ia telah melakukan pilihan bahasa kategori pertama ini. Kedua,dengan melakukan
alih kode(code switching),artinya menggunakan satu bahasa padaa keperluan
menggunakan bahasa yang lain pada keperluan lain dalam satu peristiwa
komunikasi. Ketiga,dengan melakukan campur kode(code mixing) artinya
menggunakan satu bahasa dengan bercampuran serpihan-serpihan dari bahasa lain.
B. Faktor penanda pilihan Bahasa
Pilihan bahasa
dalam interaksi sosial masyarakat dwibahasa/multibahasa disebabkan oleh
berbagai faktor sosial dan budaya. Evin-Tripp mengidenfikasikan empat faktor
utama sebagai penda pilihan bahasa penuturan dalam interaksi sosial,yaitu (1)
latar (waktu dan tempat) dan situasi; (2) partisipan dalam interaksi, (3) topik
percakapan,dan (4) fungsi interaksi. Faktor pertama dapat berupa hal-hal
seperti makan pagi di lingkungan keluarga,rapat di kelurahan,selamatan
kelahiran disebuah keluarga,kuliah,dan tawar menawar barang di pasar.
Faktor kedua
mencangkup hal-hal seperti usia,jenis kelamin,pekerjaan,status sosial
ekonomi,dan perannya dalam hubungan dengan mitra tutur. Hubungan dengan mitra
tutur dapat berupa dengan hubungan akrab dan berjarak. Faktor ketiga dapat
berupa topik tentang pekerjaan,keberhasilan anak,peristiwa-peristiwa aktual,dan
topik harga barang di pasar. Faktor keempat berupa hal-hal seperti penawaran
informasi,pemohonan,kebiasaan rutin (salam,meminta maaf,atau mengucapkan
terimakasih).
Sedana dengan
Evin-Tripp,Grosjean (1982:136) berpendapat tentang faktor-faktor yang
berpengaruhi dalam pilihan bahasa. Menurut Grosjean terdapat empat faktor yang
mempengaruhi pilihan bahasa dalam interaksi sosial,yaitu (1) partisipan, (2)
situasi, (3) isi wacana,dan (4) fungsi interaksi.
Dari peran
berbagai faktor diatas,yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak terdapat
faktor tunggal yang dapat mempengaruhi pilihan bahasa seseorang. Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah faktor-faktor itu memiliki kedudukan yang sama sangat
pentingnya?. Kajian penelitian pemilihan bahasa yang pernah dilakukan terdahulu
diketahui bahwa umumnya beberapa faktor menduduki kedudukan yang lebih penting
dari pada faktor lain. Di Obserwart,Gal (1982) menemukan bukti bahwa
karakteristik penuturan dan mitra tutur menduduki faktor yang penentu pilihan
bahasa dalam masyarakat tersebut. Sedangkan faktor topik dan latar merupakan
faktor yang kurang penting dari pada faktor partisipan.
C. Kompetensi komunikatif dalam Pemilihan Bahasa
Dalam masyarakat indonesia yang multibahasa,pemilihan bahasa
merupakan masalah yang kompleks. Pada situasi kebahasaan seperti itu terdapat
beberapa bahasa yang hidup berdampingan dalam dipakai dalam interaksi sosial.
Setiap anggota masyarakat mau tidak mau harus memilih bahasa atau ragam bahasa
untuk dipakai dalam interaksi tertentu. Pemilihan bahasa atau ragam bahasa itu
tidak bersifat acak,melainkan harus mempertimbangkan berbagai faktor.
Calena dan swain
(1980) mengembangkan rumusan kompetensi komunikatif dari Hymes kedua pakar itu
membagi nosi kompetensi komunikatif atas kompetensi linguistik,kompetensi
sosiolinguistik,dan kompetensi wacana. Disamping itu,mereka melihat kompetensi
komunikatif itu sebagai berdimensi dua,yaitu (1) pengetahuan,dan (2)
keterampilan di dalam menggunakan bahasa dalam komunikasi. Pengetahuan di sini
mengacu ke pada yang secara sadar atau tidak sadar diketahui penuturan tentang
bahasa yang dipakai serta tentang aspek-aspek penggunaan bahasa. Keterampilan mengacu
kebagaimana (baik atau tidak) ia mempraktikan pengetahuan itu di dalam suatu
peristiwa tutur. Keterampilan ini mencakup apa yang secara tradisional disebut
empat keterampilan,yaitu berbicara,mendengarkan,membaca,dan menulis
(canale,1983).
D. Strategi pilihan Bahasa
Istilah strategi di
sini mengacu pada pengertian strategi komunikasi,yaitu kecermatan di dalam
menentukan sesuatu yang patut dikerjakan demi kelancaran komunikasi. Kompetensi
strategi juga merujuk ke kemampuan memilih strategi yang tepat di dalam suatu
peristiwa tutur. Terutama ini berlaku jika sebuah ujuran atau tindakan tutur
itu mempunyai potensi mengancam muka,baik muka pendengar maupun muka penuturan
sendiri. Di dalam situasi sedemikan penuturan perlu memiliki kompetensi
strategi dalam bernegosiasi dengan mitra tutur dalam memilih ujaran yang patut
di dalam peristiwa komunikasi. Faktor utama dalam negosiasi itu adalah
penggunaan ujaran yang patut antar partisipan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti jarak sosial penuturan pendengaran,derajat kekuasaan yang
dimiliki masing-masing dan norma penilaian masyarakat tutur atas penggunaan
ujuran yang bersangkutan.
Strategi pilihan
bahasa dalam komunikasi sering dilakukan pula melalui penggunaan bentuk
implikatur percakapan,terutama jika orang ingin menyampaikan maksud ujaran
secara implikatur (terselubungi). Makna yang disampaikan tidak persis sama
dengan makna ujaran iyu. Dalam pergaulan sehari-hari bentuk seperti itu banyak
dipergunakan dengan atau tanpa sadar oleh para penutur. Soal
pinjam-meminjam,hutang-piutang,dan permintaan pertolongan di antara teman akrab
atau tetangga dekat sering dilakukan dengan strategi implikatur untuk
menyelamatkan muka. Misalnya melalui tutur berikut yang dipergunakan oleh
seseorang kepada temannya.
A. Buku ini bagus. Masih dibaca?
B. Wah punya kawan,besok harus saya
kembalikan.
B
menduga bahwa A pastilah akan meminjam buku itu. Oleh karena itu dia langsung
menjawab bahwa buku itu milik temannya yang harus segera dikembalikan.
E. Tiga Pendekatan Kajian Pemilihan Bahasa
Penelitian terhadap
pemilihan bahasa menurut Fasold (1984:183) dapat dilakukan berdasarkan tiga
pendekatan,yaitu pendekatan sosiologi,pendekatan psikologi sosial,dan
pendekatan antaropologi. Ketiga pendekatan itu dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Pendekatan Sosiologi
Pendekatan
sosiologi berkaitan dengan analisis ranaj (dominan). Pendektan ini pertama
dikemukankan oleh Fishman (1964). Ranah menurut Fishman (1964) dipandang
sebagai konstelasi faktor-faktor seperti lokasi,topik,dan partisipan.
2. Pendekatan Psikologi sosial
Berbeda
dengan pendekatan sosiologi,pendekatan psikologi sosial lebih tertarik pada
proses psikologi manusia dari pada kategoori dalam masyarakat luas. Pendekatan
ini lebih berorientasi pada individu,seperti motivasi individu,dari pada
berorientasi pada masyarakat.
3. Pendekatan Antropolgi
Dari
pandangan antrapologi,pilihan bahasa bertemali dengan prilaku yang mengungkap
nilai-nilai sosial budaya. Seperti juga psikologi sosial,antropologi tertarik
dengan bagaimana seorang penutur berhubungan dengan struktur masyarakat.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Waktu : 16:30 wib
B. Tempat : Pasar Siantan Kota Pontianak
C. Tanggal : 26/10/2014
D. Topik : Pembelian Sayur Mayur
Percakapan
A dan B ketika membeli sayur mayur sebagai berikut :
A :
Pak,ada cabe kah ?
B :
Ada dek,mau beli berapa ?
A :
Kalau 1 ons berapa pak ?
B :
1 ons 5 ribu dek,soalnya cabe sekarang sudah naik.
A :
Owh,kalau begitu saya ambil harga 2 ribu jak pak.
B :
Iya dek,yang lain ndak ada lagi kah ?
A: Jeruk
nipis 2 ribu pak,dan pare
B :
Iya dek.
A :
Berapa semuanya pak ?
B :
7 ribu dek semuanya.
A :
Owh aok pak,ini uangnya.
B :
Makasih dek
A :
Sama-sama pak.
(Tiba-tiba
datanglah seorang ibu)
C :
Pak,tempe ne berape pak ?
B :
5 ribu buk
C :
Owh,saye ambil tempenya
B :
Iye buk.
Pembahasa dari hasil diatas sebagai berikut :
Ternayata bahasa yang digunakan dipasar
siantan sebenarnya bahasanya sudah benar,karena sudah sesuai dengan konteks.
Karena disaat di pasar tidak harus mengunakan bahasa yang baik dan benar,masih
banyak campuran bahasa yang digunakan.
Contohnya bahasa melayu,disaat saya sedang
meneliti ada seorang ibu yang sedang menanyakan harga sayur dengan sebutan
berape,dimana seharusnya menggunakan berapa.
Itu adalah salah satu contoh bahasa yang
sering masyarakat siantan gunakan saat sedang dipasar,mereka sering menggunakan
bahasa seharian mereka.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam pemilihan bahasa.kekeliruan dalam
peristiwa pemilihan bahasa atau ragam bahasa yang cocok dengan situasi
komunikasi itu tidak dapat dihindari,dan kekeliruan tersebut dapat berakibat
kerugian bagi peserta komunikasi.
B.
SARAN
Semoga dengan ada nya makalah ini,dapat
memberikan acuhan yang positif kepada teman-teman untuk kedepan nya lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin,2003. Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat
Mandar:Studi Kasus Masyarakat Mandar di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten
Kotabaru Kalimantan Selatan. Tesis S2,Program pasca Serjana UGM.
Canale,M.dan M.Swain,1980.’’Theoretical bases of
communicative approaches to second language teaching and learning’’Applied
Linguistics 1.1.